Rabu, 12 Maret 2014

Gus Mus: Gelar Kiai itu Produk Masyarakat

Kamis, 13/03/2014 00:15

KH Mustofa Bisri
KH Mustofa Bisri
Yogyakarta,

Pejabat Rais Aam PBNU KH Mustofa Bisri menegaskan, bahwa gelar kiai itu produk masyarakat, khususnya di Jawa. Kiai, menurut dia, tidak seperti gelar-gelar lain misalnya doktor, insinyur yang jelas ijazahnya.

“Kiai itu tidak seperti doktor, tidak seperti insinyur yang ada diplomanya.

Kalau kiai tidak ada yang bakal tanya. Seandainya pun ada yang tanya, ya kiai-kiai akan bingung. Soalnya tidak memiliki diploma kiai,” ujarnya pada haul yang ke-25 KH Ali Maksum Pesantren Al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta Senin malam (10/3).


Menurut kiai yang akrab disapa Gus Mus itu, gelar kiai bukan terjemahan dari ulama. “Terkait dengan nama Nahdlatul Ulama, mungkin kiai-kiai dulu itu tidak menemukan padanan kata yang tepat untuk mengejawantahkan kata kiai. Makanya dicari padanan kata yang pas, yakni ulama,” tambahnya.

Kiai asal Rembang itu juga mengatakan bahwa kiai merupakan istilah budaya. Itu pun hanya budaya Jawa. “Orang Jawa itu tidak hanya menghormati orang, tetapi juga menghormati benda yang kemudian disebut kiai.”

Gus Mus mencontohkan, Kiai Nogososro Sabuk Inten, itu keris. Kiai Pleret, itu tombak. Malah ada lagi, Kiai Slamet itu kerbau. “Intinya apa-apa yang dimuliakan masyarakat disebut kiai,” tutur Gus Mus yang disambut gelak tawa para jamaah.


Dalam kesempatan tersebut, Gus Mus juga menyatakan bahwa saat ini banyak ustadz-ustadz dan kiai-kiai produk dari media yang keilmuannya belum mumpuni. (Nur Rokhim/Abdullah Alawi)

Sumber:  NU Online 

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More